Saturday, April 14, 2007
KITA memang enggak bisa hidup sendirian. Butuh bersosialisasi dengan orang lain. Salah satu bentuknya adalah pacaran. Tapi... kok banyak betul persoalannya ketika berhubungan dengan si lawan jenis?

PACARAN merupakan salah satu pilihan dalam hidup kita. Ada yang sudah siap secara mental, ada juga yang belum. Namanya juga pilihan, tentu saja ada untung dan ruginya. Tapi yang jelas, pacaran adalah salah satu tahap yang mengantar mental kita ke tahap berikutnya: kedewasaan. Sebab, dalam hubungan pacaran, kita "dilatih" untuk mengenal orang lain, beradaptasi, bertoleransi, maupun memutuskan sesuatu yang sulit (putus, misalnya).

Banyak hal yang bisa kita pelajari saat berinteraksi dengan lawan jenis ini. Dan tentunya, banyak pula pertanyaan yang kadang bikin sakit kepala. Ini dia gini-gitu soal pacaran.






Pacaran yang baik itu seperti apa?

Pacaran yang baik adalah pacaran yang sehat, baik secara fisik, psikis, maupun sosial. Sehat secara fisik maksudnya tidak saling menyakiti fisik kedua belah pihak dalam arti tidak menimbulkan kehamilan, tidak ada kekerasan fisik (memukul atau dipukul, menendang atau ditendang, dan.sebagainya).

Sehat secara psikis berarti tidak mengganggu jiwa, tidak mengakibatkan perasaan jadi tertekan, membuat sedih, gelisah, takut, dan seterusnya. Sedangkan sehat secara sosial maksudnya tidak mengganggu masyarakat dan tidak melanggar nilai-nilai yang ada di. masyarakat.


Bagaimana cara menolak orang?

Bilang saja terus terang kalau kita tidak cinta padanya. Sampaikan dengan cara yang santai tapi tegas. Jangan pernah menolak dengan cara mendiamkan, menghindari, atau bahkan bersikap kasar terhadapnya. Kita juga pasti tidak suka diperlakukan seperti itu, kan?


Apa yang harus kita lakukan kalau sudah tidak cocok dengan pacar?

Ngobrol, dong. Bicarakan pada pacar apa yang kita rasakan dan kemungkinan untuk memperbaiki hubungan. Cocok atau tidak, kan masih bisa dikompromikan. Jika perlu, berikan kesempatan kedua. Tetapi, kalau sudah dicoba berkali-kali enggak mempan juga, berarti "putus" jadi pilihan terakhir. Tentunya atas kesepakatan berdua.



Bagaimana cara menghadapi pacar yang lagi marah?

Jangan gengsi minta maaf kalau memang kita yang salah. Dan kalau ada yang mengganjal, bilang secara jelas (Jangan dibiasakan tuh pakai "bahasa batin", bisa salah tangkap nanti). Setelah bicara, Jangan ogah mendengarkannya. Setelah itu, buka diri dengan kompromi-kompromi baru.


Bagaimana menghadapi pacar yang cemburuan?

Jujur dan terbukalah sama pacar. Kalau tidak . ada yang disembunyikan, maka pacar enggak punya peluang untuk cemburu. Bila cara ini enggak membuatnya "jinak", berarti memang ada yang salah dengan dirinya. Atau, jangan-jangan ada yang salah dengan sikap kita. Obrolkan saja.


Bagaimana sebaliknya bersikap jika cinta ditolak?

Setiap orang berhak mencintai dan dicintai. Begitu pula sebaliknya. Kita boleh jatuh cinta sama siapa pun, tapi orang lain juga berhak enggak cinta sama kita. Jadi, ya santai saja. Anggap saja cinta itu karet penghapus tak bertuan di pojokan kelas. Kita bisa pungut kapan pun dan memanfaatkannya atau dibiarkan begitu saja.

Memang rasanya enggak enak kalau ditolak. Tapi, percaya den, perasaan kacau-balau itu hanya bertahan, paling lama, satu bulan kok. Tendang saja "karet penghapus" itu jauh-jauh, dan tengok pojokan kelas sebelah, barangkali ada "karet penghapus" lain yang enggak kalah menarik.


Bagaimana komunikasi yang baik antara cowok dan cewek?

Komunikasi yang baik antara cewek-cowok sama saja dengan berkomunikasi dengan orang lain. Usahakan tidak mendominasi pembicaraan atau sebaliknya, sangat pasif. Jadilah pendengar dan pembicara yang baik. Biarpun enggak sabar, usahakan tidak memotong pembicaraannya. Jangan lupa, pertengkaran sering kali terjadi hanya karena cara kita menyampaikan pendapat enggak pas.


Bagaimana cara cewek untuk bisa mendekati cowok?

Ya, cewek pun berhak menyatakan perasaannya ke cowok. Buat para cewek, carilah cara yang pas, misalnya jangan terlalu mencolok kalau baru pendekatan tahap awal. Ajak teman lain, lalu tunggu reaksinya. Kalau positif, baru mulai pendekatan yang lebih personal. Yang penting, jangan terburu-buru, santai, dan yakin.


Bagaimana kalau ortu belum mengizinkan kita pacaran?

Ortu bukan monster yang tidak bisa ditanya kan? So, tanyakan alasan ortu. Biasanya mereka melarang karena khawatir hal-hai negatif menimpa kita. Kalau kita yakin hal itu tidak akan terjadi, maka kita perlu membuktikan kepada orangtua bahwa kita sudah cukup dewasa dan dapat di percaya. Selain itu, kita perlu membuktikan bahwa kita bisa bertanggung jawab, misalnya jadi rajin belajar dan prestasi meningkat, bukan malah turun gara-gara pacara

 
posted by Nio Rizki at 10:13 AM |


0 Comments: